Mengawali tahun 2013 ini, saya ingin mempostingkan suatu informasi bagi
teman2 pembaca yang merencanakan bekerja di perkebunan Australia. Karena
banyak sekali pengunjung blog ini yang menanyakan informasi tersebut,
maka saya sengaja membagikan pengalaman saya dulu waktu kerja di
perkebunan anggur Lilydale, Victoria.
Sebagian pengalaman bisa anda lihat di My Jobs at Australia. Di sini saya hanya men-sharing-kan
mengapa saya tidak merekomendasikan pekerjaan ini bagi anda yang datang
ke Australia secara legal. Kecuali kalau anda memang menyukai
pekerjaannya. Dan postingan ini sangat subjektif, artinya semua pendapat
yang saya kemukakan di sini adalah menurut saya pribadi. Jadi besar
kemungkinan opini saya tidak mewakili pendapat orang2 mayoritas. Jadi
harap jangan diterima secara harafia, tapi coba ditela'ah dulu dan
gunakan akal sehat sebelum anda memutuskan untuk mengambil pekerjaan
ini.
Kenapa pekerjaan ini tidak saya rekomendasikan? Karena buat orang
seperti saya yang dari kecil ga biasa berkebun dan dulunya biasa kerja
di dalam ruangan tiba2 harus bekerja di bawah terik matahari dan ga bisa
minum semaunya, itu sangat menyiksa sekali. Benar2 tersiksa dan ga
punya energi untuk bekerja karena rasa haus yang tak tertahankan, badan
yang pegal2, dan kulit yang sudah baret2 akibat terkena ranting2
tajam. Sekalipun anda udah mempersiapkan dengan membawa minum dari rumah
ke perkebunan tersebut tetap aja waktu anda masuk ke kebun yang luasnya
hektaran itu minuman anda ditinggal di mobil jemputan. Anda berencana
membawa minum sepanjang anda memetik buah? Monggo wae. Tapi siap2
aja kontraktor nya marah gara2 kalian lambat. Karena pergerakan anda
pastinya terganggu dengan botol minum yang anda bawa.
Oya, siapa kontraktor itu? Kalo di Ausi biasanya disebut kontraktor,
orang2 yang kerjaannya nyari orang buat kerja di perkebunan. Para
kontraktor ini biasanya udah dikenal sama pemilik perkebunan jadi kalo
si pemilik kebun mau panen, mereka tinggal telpon no HP beberapa
kontraktor yang dia kenal dan menyebutkan berapa tenaga kerja yang
mereka butuhkan. Seorang kontraktor biasanya dikenal lebih dari 1
pemilik kebun. Makin banyak dia dikenal pemilik kebun, makin
menguntungkan buat dia karena kalo cuman kenal 1 pemilik kebun, sekali
ada objekan disuruh panen, selesai deh, abis itu musti nunggu tahun
depan lagi baru panen. Artinya pemasukannya setahun cuma sekali.
Karenanya kontraktor yang bagus harus kenal lebih dari 1 pemilik kebun
apalagi kalo kenal pemilik kebun yang panen buah/sayurnya ga barengan,
jadi bisa ada pemasukan terus tiap harinya. Para kontraktor ini biasanya
didominasi oleh orang2 Asia seperti Vietnam dan Kamboja. Kalo di Indo
orang yang kerjanya nyari orang buat tenaga kerja biasanya disebut
agen.
Perlu diketahui bahwa memetik buah bukan sekedar petik sambil menikmati
keindahan alam yang masih asri atau menghirup udara yang bersih
melainkan anda akan mendapatkan tekanan untuk bekerja cepat karena
mereka membayar anda per jam. Jadi tiap detik yang terbuang amat sangat
berharga. Mungkin ada diantara anda udah terbiasa berkebun atau bajak
sawah milik kalian sendiri. Bekerja untuk diri sendiri sangat berbeda
tekanannya dibanding kerja sama orang. Jadi sekali lagi coba pikirkan
dengan akal sehat dan logika. Matangkan rencana kalian jika berniat
bekerja di perkebunan. Yang saya tau kontraktor biasanya dibayar
$19/jam/tenaga kerja oleh pemilik kebun. Sementara kontraktor bayar ke
tenaga kerjanya cuma $11/jam. Artinya kalo kontraktor bawa tenaga kerja
20 orang, dia udah untung $160 per jam nya ($8/jam x 20 orang). Padahal
mereka kerjanya cuma nyuruh2 doank dan neken para tenaga kerja. Sialnya
lagi karena mereka mayoritas orang Vietnam dan Kamboja, kita yang non
Vietnam/Kamboja ada kemungkinan diperlakukan tidak adil. Karena kita ga
ngerti bahasa mereka jadinya kita mungkin saja miss some information.
Hal lain yang perlu saya bagikan di sini adalah perihal usaha para agen
Indonesia dalam menggaet calon tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di
perkebunan Australia. Memanfaatkan situasi Indonesia yang sedang
terpuruk dan selisih kurs yang cukup signifikan mempermudah rencana para
agen untuk meraup Rupiah dengan memanfaatkan orang2 yang kurang
informasi dan nekat. Memang betul gaji anda dalam bentuk dolar nantinya.
Tapi visa apa yang nantinya anda gunakan untuk bekerja di Ausi? Mereka
para calon tenaga kerja terlalu cepat dibutakan oleh dolar yang ingin
mereka dapatkan segera tanpa memperdulikan efek jangka panjangnya.
Jika anda ditawarkan oleh agen untuk bekerja di perkebunan, besar
kemungkinannya itu bukan visa kerja melainkan visa turis. Karena visa
kerja Australia sistemnya adalah sponsorship alias harus ada sebuah
perusahaan/instansi/perorangan yang siap memperkerjakan anda di Ausi.
Sementara perusahaan agensi atau seorang agent tidak bisa menjamin
tenaga kerja yang dikirim pasti dapet kerja karena mereka pun tergantung
pada para pemilik kebun. Jika tidak ada objekan ya otomatis ga ada
kerjaan. Artinya tidak ada jaminan si calon tenaga kerja pasti dapet
kerjaan walaupun mungkin saja yang terjadi di lapangan adalah pekerjaan
selalu ada. Di depan calon tenaga kerja para agen pasti akan berusaha
meyakinkan para calon walaupun mungkin harus berbohong. Mereka
menjanjikan akan begini akan begitu, tapi anda sebagai calon tenaga
kerja cobalah untuk kritis dan menanyakan bukti2 mengenai janji2 yang
ditawarkan agen.
Biasanya agen seperti ini memberangkatkan calon tenaga kerja menggunakan
visa turis yang masa berlakunya hanya 3 bulan. Dimana anda diwajibkan
untuk membayar biayanya dimuka sebesar kira2 Rp 20jt yang terdiri dari
Rp 3jt sebagai biaya visa dan Rp 17jt sebagai jasa agent. Selanjutnya
anda masih diminta untuk melunaskan sisa jasa agent yang akan dipotong
tiap bulan dari penghasilan anda yang besarnya kira2 Rp 5jt selama 12
bulan . Nah, ini dia yang membuat situasi anda sulit. Visa anda hanya 3
bulan sementara anda masih harus membayar agent sampai 12x ke depannya.
Artinya anda dihadapkan 2 pilihan ketika visa anda akan berakhir. Anda
overstay alias ilegal, atau perpanjang turis visa anda dengan membayar
agennya lagi kira2 sebesar $1,500.
Selain resiko karena besarnya biaya agen, calon tenaga kerja juga
dihadapkan resiko lainnya yaitu dipenjara. Karena bekerja dengan visa
turis adalah tindakan ilegal di Australia. Kalau anda tertangkap besar
kemungkinan anda akan mendekam di sel atau jika anda beruntung anda akan
dideportasi tapi nama anda akan masuk daftar hitam orang2 yang dilarang
masuk Australia. Ada yang bilang selamanya anda tidak bisa masuk
Australia lagi, tapi ada juga yang bilang hanya 5 tahun. Belum lagi
pajak penghasilan yang harus anda tanggung karena anda sudah mendapatkan
pendapatan dari negara tersebut. Jadi kalau sampe anda tertangkap, anda
sialnya bukan kepalang.
Anehnya para agen dari Indonesia semakin gencar mempromosikan visa turis
ini untuk bekerja di Australia. Ini membuktikan para agen tidak perduli
dengan resiko anda di Australia sana, mereka hanya perduli dengan uang
yang mereka dapatkan dari pemotongan gaji anda. Padahal inspeksi dadakan
sering dilakukan dimana para polisi langsung terjun ke perkebunan yang
sudah menjadi isu besar di Australia dimana para imigran gelap terutama
dari Asia Tenggara pasti bekerja di perkebunan karena jauh dari pantauan
administrasi kepolisian.
Demikian info yang ingin saya sampaikan berdasarkan pengalaman saya
sendiri di lapangan dan isu2 yang saya rangkum dari teman2 pengunjung
blog ini. Sekiranya bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar