Minggu, 01 November 2015

Bekerja di Perkebunan Australia , sumber : god-must-be-crazy.blogspot.com/2013/01/bekerja-di-perkebunan-australia.html

Mengawali tahun 2013 ini, saya ingin mempostingkan suatu informasi bagi teman2 pembaca yang merencanakan bekerja di perkebunan Australia. Karena banyak sekali pengunjung blog ini yang menanyakan informasi tersebut, maka saya sengaja membagikan pengalaman saya dulu waktu kerja di perkebunan anggur Lilydale, Victoria.
Sebagian pengalaman bisa anda lihat di My Jobs at Australia. Di sini saya hanya men-sharing-kan mengapa saya tidak merekomendasikan pekerjaan ini bagi anda yang datang ke Australia secara legal. Kecuali kalau anda memang menyukai pekerjaannya. Dan postingan ini sangat subjektif, artinya semua pendapat yang saya kemukakan di sini adalah menurut saya pribadi. Jadi besar kemungkinan opini saya tidak mewakili pendapat orang2 mayoritas. Jadi harap jangan diterima secara harafia, tapi coba ditela'ah dulu dan gunakan akal sehat sebelum anda memutuskan untuk mengambil pekerjaan ini.
Kenapa pekerjaan ini tidak saya rekomendasikan? Karena buat orang seperti saya yang dari kecil ga biasa berkebun dan dulunya biasa kerja di dalam ruangan tiba2 harus bekerja di bawah terik matahari dan ga bisa minum semaunya, itu sangat menyiksa sekali. Benar2 tersiksa dan ga punya energi untuk bekerja karena rasa haus yang tak tertahankan, badan yang pegal2, dan kulit yang sudah baret2 akibat terkena ranting2 tajam. Sekalipun anda udah mempersiapkan dengan membawa minum dari rumah ke perkebunan tersebut tetap aja waktu anda masuk ke kebun yang luasnya hektaran itu minuman anda ditinggal di mobil jemputan. Anda berencana membawa minum sepanjang anda memetik buah? Monggo wae. Tapi siap2 aja kontraktor nya marah gara2 kalian lambat. Karena pergerakan anda pastinya terganggu dengan botol minum yang anda bawa.
Oya, siapa kontraktor itu? Kalo di Ausi biasanya disebut kontraktor, orang2 yang kerjaannya nyari orang buat kerja di perkebunan. Para kontraktor ini biasanya udah dikenal sama pemilik perkebunan jadi kalo si pemilik kebun mau panen, mereka tinggal telpon no HP beberapa kontraktor yang dia kenal dan menyebutkan berapa tenaga kerja yang mereka butuhkan. Seorang kontraktor biasanya dikenal lebih dari 1 pemilik kebun. Makin banyak dia dikenal pemilik kebun, makin menguntungkan buat dia karena kalo cuman kenal 1 pemilik kebun, sekali ada objekan disuruh panen, selesai deh, abis itu musti nunggu tahun depan lagi baru panen. Artinya pemasukannya setahun cuma sekali. Karenanya kontraktor yang bagus harus kenal lebih dari 1 pemilik kebun apalagi kalo kenal pemilik kebun yang panen buah/sayurnya ga barengan, jadi bisa ada pemasukan terus tiap harinya. Para kontraktor ini biasanya didominasi oleh orang2 Asia seperti Vietnam dan Kamboja. Kalo di Indo orang yang kerjanya nyari orang buat tenaga kerja biasanya disebut agen.
Perlu diketahui bahwa memetik buah bukan sekedar petik sambil menikmati keindahan alam yang masih asri atau menghirup udara yang bersih melainkan anda akan mendapatkan tekanan untuk bekerja cepat karena mereka membayar anda per jam. Jadi tiap detik yang terbuang amat sangat berharga. Mungkin ada diantara anda udah terbiasa berkebun atau bajak sawah milik kalian sendiri. Bekerja untuk diri sendiri sangat berbeda tekanannya dibanding kerja sama orang. Jadi sekali lagi coba pikirkan dengan akal sehat dan logika. Matangkan rencana kalian jika berniat bekerja di perkebunan. Yang saya tau kontraktor biasanya dibayar $19/jam/tenaga kerja oleh pemilik kebun. Sementara kontraktor bayar ke tenaga kerjanya cuma $11/jam. Artinya kalo kontraktor bawa tenaga kerja 20 orang, dia udah untung $160 per jam nya ($8/jam x 20 orang). Padahal mereka kerjanya cuma nyuruh2 doank dan neken para tenaga kerja. Sialnya lagi karena mereka mayoritas orang Vietnam dan Kamboja, kita yang non Vietnam/Kamboja ada kemungkinan diperlakukan tidak adil. Karena kita ga ngerti bahasa mereka jadinya kita mungkin saja miss some information.
Hal lain yang perlu saya bagikan di sini adalah perihal usaha para agen Indonesia dalam menggaet calon tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di perkebunan Australia. Memanfaatkan situasi Indonesia yang sedang terpuruk dan selisih kurs yang cukup signifikan mempermudah rencana para agen untuk meraup Rupiah dengan memanfaatkan orang2 yang kurang informasi dan nekat. Memang betul gaji anda dalam bentuk dolar nantinya. Tapi visa apa yang nantinya anda gunakan untuk bekerja di Ausi? Mereka para calon tenaga kerja terlalu cepat dibutakan oleh dolar yang ingin mereka dapatkan segera tanpa memperdulikan efek jangka panjangnya.
Jika anda ditawarkan oleh agen untuk bekerja di perkebunan, besar kemungkinannya itu bukan visa kerja melainkan visa turis. Karena visa kerja Australia sistemnya adalah sponsorship alias harus ada sebuah perusahaan/instansi/perorangan yang siap memperkerjakan anda di Ausi. Sementara perusahaan agensi atau seorang agent tidak bisa menjamin tenaga kerja yang dikirim pasti dapet kerja karena mereka pun tergantung pada para pemilik kebun. Jika tidak ada objekan ya otomatis ga ada kerjaan. Artinya tidak ada jaminan si calon tenaga kerja pasti dapet kerjaan walaupun mungkin saja yang terjadi di lapangan adalah pekerjaan selalu ada. Di depan calon tenaga kerja para agen pasti akan berusaha meyakinkan para calon walaupun mungkin harus berbohong. Mereka menjanjikan akan begini akan begitu, tapi anda sebagai calon tenaga kerja cobalah untuk kritis dan menanyakan bukti2 mengenai janji2 yang ditawarkan agen.
Biasanya agen seperti ini memberangkatkan calon tenaga kerja menggunakan visa turis yang masa berlakunya hanya 3 bulan. Dimana anda diwajibkan untuk membayar biayanya dimuka sebesar kira2 Rp 20jt yang terdiri dari Rp 3jt sebagai biaya visa dan Rp 17jt sebagai jasa agent. Selanjutnya anda masih diminta untuk melunaskan sisa jasa agent yang akan dipotong tiap bulan dari penghasilan anda yang besarnya kira2 Rp 5jt selama 12 bulan . Nah, ini dia yang membuat situasi anda sulit. Visa anda hanya 3 bulan sementara anda masih harus membayar agent sampai 12x ke depannya. Artinya anda dihadapkan 2 pilihan ketika visa anda akan berakhir. Anda overstay alias ilegal, atau perpanjang turis visa anda dengan membayar agennya lagi kira2 sebesar $1,500.
Selain resiko karena besarnya biaya agen, calon tenaga kerja juga dihadapkan resiko lainnya yaitu dipenjara. Karena bekerja dengan visa turis adalah tindakan ilegal di Australia. Kalau anda tertangkap besar kemungkinan anda akan mendekam di sel atau jika anda beruntung anda akan dideportasi tapi nama anda akan masuk daftar hitam orang2 yang dilarang masuk Australia. Ada yang bilang selamanya anda tidak bisa masuk Australia lagi, tapi ada juga yang bilang hanya 5 tahun. Belum lagi pajak penghasilan yang harus anda tanggung karena anda sudah mendapatkan pendapatan dari negara tersebut. Jadi kalau sampe anda tertangkap, anda sialnya bukan kepalang. 
Anehnya para agen dari Indonesia semakin gencar mempromosikan visa turis ini untuk bekerja di Australia. Ini membuktikan para agen tidak perduli dengan resiko anda di Australia sana, mereka hanya perduli dengan uang yang mereka dapatkan dari pemotongan gaji anda. Padahal inspeksi dadakan sering dilakukan dimana para polisi langsung terjun ke perkebunan yang sudah menjadi isu besar di Australia dimana para imigran gelap terutama dari Asia Tenggara pasti bekerja di perkebunan karena jauh dari pantauan administrasi kepolisian. 
Demikian info yang ingin saya sampaikan berdasarkan pengalaman saya sendiri di lapangan dan isu2 yang saya rangkum dari teman2 pengunjung blog ini. Sekiranya bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar