Ditempat ulun KOBAR,
kalapa sawit akhir-akhir ini menjadi tanaman yang menjadi primadona,
betapa tidak disamping pemerintah mendukung perkembangan perkebunan
kelapa sawit yang kini bisa menempatkan Indonesia sebagai negara
produsen CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia, KOBAR juga memiliki
wilayah yang strategis berhadapan langsung dengan pulau jawa hal ini
memudahkan hubungan interkoneksi antara kota dan provinsi lain
disekitarnya, tidak hanya itu saja sobat di kota ulun ini fasilitas
berbisnis sudah terbilang memadai, sperti adanya Bandara Iskandar, Pelabuhan Kumai,Perhotelan
dan sebagainya apalagi untuk urusan minyak CPO ini sobat KOBAR memiliki
pelabuhan Curah Cair Kelapa Sawit (CPO) yang tersedia di Desa Bumi
Harjo.
Untuk soal harga kelapa sawit ni sobat, untuk kelapa sawit yang berusia 10 tahun keatas memiliki harga TBS(Tandan Buah Segar) yang berkisar Rp 1.300-1.400 per-kilogram, harga ini ulun perkirakan akan trus meningkat sobat melihat semakin membaik dan berkembangnya produksi CPO di KOBAR ini.
Panen Kelapa Sawit
Untuk soal harga kelapa sawit ni sobat, untuk kelapa sawit yang berusia 10 tahun keatas memiliki harga TBS(Tandan Buah Segar) yang berkisar Rp 1.300-1.400 per-kilogram, harga ini ulun perkirakan akan trus meningkat sobat melihat semakin membaik dan berkembangnya produksi CPO di KOBAR ini.
Kebutuhan akan minyak CPO ini akan terus meningkat dilihat dari
banyaknya manfaat dari minyak CPO ini, apalagi pemerintah Indonesia
menargetkan produksi CPO Indonesia mencapai 40 juta ton ditahun 2020.
Manfaat minyak CPO itu sendiri beragam sobat diantaranya merupakan
komoditas pangan utama didunia, penghasil minyak masak, minyak industri,
dan bahan bakar (biodiesel), jelas masih baguskan sobat prosfek
kedepannya.
Namun dilain sisi perkebunan sawit ini masih menyimpan segudang masalah seperti, tumpang tindih lahan, terjadinya konversi hutan, konversi hutan alam untuk pembangun perkebunan kelapa sawit seringkali menjadi penyebab utama bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, wah ini merugikan sobat, semoga saja pemerintah Indonesia cepat tanggap dalam hal-hal ini dengan merencanakan lebih baik tata ruang agar terjadi keseimbangan antara hutan untuk perkebunan dan hutan yang dilindungi agar tidak semua hutan dijadikan hutan perkebunan sawit yang akan menghilangkan keanekaragaman hayati, jika demikian ulun yakin dah kedepannya masyarakat dapat menikmati hasil dari perkebunan sawit dan tanpa menghilangkan keanekaragaman hayati lainnya dan juga tetap memperhatikan lahan yang digunakan sehingga tidak terjadi tumpang tindih lahan, memberikan perijinan pada para pemodal dengan menijau langsung lokasi lahan yang akan digunakan apakah layak diberi ijin atau tidak.
Namun dilain sisi perkebunan sawit ini masih menyimpan segudang masalah seperti, tumpang tindih lahan, terjadinya konversi hutan, konversi hutan alam untuk pembangun perkebunan kelapa sawit seringkali menjadi penyebab utama bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, wah ini merugikan sobat, semoga saja pemerintah Indonesia cepat tanggap dalam hal-hal ini dengan merencanakan lebih baik tata ruang agar terjadi keseimbangan antara hutan untuk perkebunan dan hutan yang dilindungi agar tidak semua hutan dijadikan hutan perkebunan sawit yang akan menghilangkan keanekaragaman hayati, jika demikian ulun yakin dah kedepannya masyarakat dapat menikmati hasil dari perkebunan sawit dan tanpa menghilangkan keanekaragaman hayati lainnya dan juga tetap memperhatikan lahan yang digunakan sehingga tidak terjadi tumpang tindih lahan, memberikan perijinan pada para pemodal dengan menijau langsung lokasi lahan yang akan digunakan apakah layak diberi ijin atau tidak.
Warning! Content Copied From: http://dakobar.blogspot.com/2012/08/potensi-perkebunan-kelapa-sawit-di.html#ixzz2eOy155E8
Under Creative Commons License: Attribution
Tidak ada komentar:
Posting Komentar